Feature Ad (728)

Latest In

Inilah Alasan Agar Anda Lebih Sering Pijat

Tak ada yang menyangkal nikmatnya pijat. Selain mengendurkan otot-otot yang tegang, pijat juga bermanfaat memperlancar aliran darah dan menurunkan stres. Tetapi manfaat pijat bukan hanya itu. Ada banyak alasan lain mengapa kita harus lebih sering meluangkan waktu untuk pijat.

1. Mengurangi rasa nyeri
Studi tahun 2011 menemukan, pijat bisa membantu orang yang menderita nyeri punggung bawah merasakan fungsi lebih baik. Bahkan disebutkan, pijatan memiliki efek yang sama kuatnya seperti terapi lain, seperti akupuntur, olahraga, meditasi, atau yoga. Mereka yang menderita osteoartritis juga mengaku rasa nyeri pada sendinya berkurang setelah dipijat.

2. Tidur lebih nyenyak
Pijat merupakan cara paling menyenangkan untuk mengobati susah tidur. Orang yang rutin dipijat biasanya memiliki tidur yang lebih nyenyak dan lebih banyak mengalami tidur dalam.

3. Menguatkan sistem imun
Sebuah riset menunjukkan, pijat akan meningkatkan sistem imun. Bahkan pijat selama 45 menit diketahui menghasilkan perubahan sel darah putih dan limfosit yang bertanggung jawab melindungi tubuh dari infeksi kuman.

4. Meningkatkan fokus
Menjelang masa ujian, cobalah melakukan pijat untuk meningkatkan fokus dan kemampuan berpikir.

5. Bermanfaat untuk pasien kanker
Diantara pasien kanker yang mendapat pengobatan kanker, mereka yang juga dipijat merasakan berbagai manfaat positif, termasuk lebih rileks, tidur nyenyak, rasa lelah berkurang, serta mengurangi rasa mual.

6. Mengurangi sakit kepala
Kekuatan sentuhan ternyata juga dirasakan mereka yang sering menderita sakit kepala. Sebuah studi menyebutkan, rutin melakukan pijat pada bagian punggung dan leher akan mengurangi frekuensi sakit kepala.

7. Mengurangi stres
Kehidupan modern yang serba sibuk dan cepat membuat kita lebih mudah mengalami stres jika tidak bisa mengimbanginya. Redakan ketegangan pikiran tersebut dengan sesi pijatan yang membuat rileks. Jika rutin dilakukan, kadar hormon kortisol yang memicu stres bisa berkurang.

Ternyata Pijat Injak Punggung Pun Bisa Membahayakan

Injak punggung merupakan salah satu gerakan terapi pijat Shiatsu dari Jepang. Belakangan, injak punggung menjadi hal yang biasa dilakukan sejumlah masyarakat di Indonesia untuk mengatasi pegal-pegal.

Injak punggung yang seharusnya dilakukan oleh ahlinya, menjadi bisa dilakukan oleh siapa saja. Padahal, injak punggung tidak bisa sembarangan dilakukan.

Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) Arif Soemarjono mengungkapkan, asal-asalan pijat injak punggung bisa menyebabkan tulang punggung bergeser.

"Saya ada pasien selama 15 tahun diinjekin anaknya. Anaknya memiliki berat badan 50 kilogram dan bapaknya 65 kilogram. Puluhan tahun enggak masalah. Tapi tiba-tiba, suatu saat tulangnya bergeser," ujar Arif dalam diskusi di Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Menurut Arif, terapi Shiatsu menggunakan teknik, sehingga tak semua orang bisa melakukannya. Arif pun tak menyarankan dilakukan asal injak punggung jika mengalami pegal-pegal. Apalagi, meminta tolong anak kecil untuk menginjak punggung.

Lakukan saja pijat dengan tangan seperti biasa jika hanya untuk mengatasi pegal di badan. "Tapi jangan pijat tengahnya atau pas di tulang belakang. Pinggir-pinggirnya saja," ungkap ahli Rehabilitasi Muskuloskeletal dari Klinik Flex Free ini.

Namun, menurut Arif tak semua kasus bisa diatasi dengan cara dipijat atau diurut, seperti nyeri sendi, cedera, atau patah tulang. Arif mengatakan, kasus seperti itu seharusnya diperiksakan ke dokter untuk mengetahui pasti bagian tubuh atau persendian yang bermasalah.

"Urut dasarnya adalah pengalaman. Diurut karena pegal-pegal boleh. Diurut menggunakan alat enggak boleh," kata Arif.

Makanan Yang Tak Boleh Dikonsumsi Bersama Antibiotik

Sejumlah makanan memiliki efek buruk bagi obat-obatan. Makanan tertentu bahkan dapat menghambat penyerapan obat dan menganggu cara kerja tubuh untuk sembuh dari suatu penyakit. Untuk mencegahnya, Anda harus memerhatikan 4 jenis makanan yang dikonsumsi, seperti dikutip Liputan6 dari Healthmeup :

1. Menghindari makanan dan minuman asam

Hindari makanan dan minuman seperti buah jeruk, cokelat, minuman ringan dan makanan asam lain seperti tomat beserta olahannya, saus tomat. Makanan ini akan memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat, terutama antibiotik.

2. Produk susu, kecuali yoghurt

Hampir semua produk susu, kecuali yoghurt dapat mengambat penyerapan antibiotik. Yoghurt dipercaya mengandung probiotik sehingga mendorong pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan membantu tubuh Anda cepat pulih.

3. Suplemen besi

Seperti halnya produk susu, zat besi juga mengganggu penyerapan obat. Jika Anda sedang mengonsumsi antibiotik, cobalah menunggu setidaknya tiga jam sebelum mengonsumsi suplemen.

4. Makanan tinggi serat

Makanan tinggi serat sangat sehat, tapi bukan pilihan terbaik ketika Anda sedang mengonsumsi antibiotik. Makanan seperti biji-bijan dan kacang-kacangan ini akan memperlambat penyerapan obat.

Feature (Middle)